Tempat iklan

Senin, 13 Oktober 2014

10 WASIAT UNTUK WANITA SHOLEHAH

1. Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat

Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah ta'ala. Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah ta'ala.

"Wahai hamba Allah..! Jagalah Allah ta'ala maka Dia akan menjagamu beserta keluarga dan rumahmu." 

Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceraiberaikan keutuhannya.

Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata: Aku mohon ampun kepada Allah! itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku) Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:

- Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar.

- Duduk di majlis ghibah (bergosip) dan namimah, berbuat riya' (pamer) dan sum'ah.

- Menjelekkan dan mengejek orang lain. Allah berfirman : "Wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang menolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita yang mengolok-olokkan." [TQS. Al Hujurat: 11]

- Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya." [HR. Muslim]

- Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.

- Meniru wanita-wanita kafir. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka." [HR. Imam Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan Al-Albany]

- Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.

- Tabarruj (pamer kecantikan).

- Membiarkan sopir dan pembantu yang bukan mahrom masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan yang mendesak.

 
2. Berupaya mengenal dan memahami suami

"Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu." 

Apa–apa yang ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khaliq (Allah Azza Wajalla).

3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik

Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya." [HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany]

Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali." [HR. Thabrani dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany]

Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjadi sebaik-baik wanita (dengan izin Allah).

4. Bersikap qanaah (merasa cukup)

"Kami menginginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak."

Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita salaf radhiallahu 'anhunna. Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu?? Ia berkata pada suaminya: "Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka."

5. Baik dalam mengatur urusan rumah tangga 

Seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya.

Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.

6. Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya

Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah ta'ala semampumu.

7. Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya

-"Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya."_ 

Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul Mukminin, Khadijah radhiallahu'anha, dalam hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam walaupun ia telah meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyur sehingga menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merasakan ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali pertama: 

"Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menanggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran." [HR. Mutafaq alaihi, Bukhary dan Muslim]

8. Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya

Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan dan kebaikannya kepadamu.

9. Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya)

Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi. Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar'i seperti mengadukan perbuatan dzalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.

10. Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan

Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya. Padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang hal itu dalam sabdanya: "Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya." [HR. Bukhary dalam An-Nikah]

Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata suaminya. Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan rahmat-Nya. Aamiin.

Wallahu a'lam bish showab...

Sumber: http://arrahmah.com/read/2011/10/15/15788-10-wasiat-untuk-wanita-sholehah.html#

#Islam  #Muslim   #Moslem   #Muslimah   #Akhwat   #Perempuan   #Wanita  

Minggu, 18 Mei 2014

KENAPA JUMLAH WANITA DINERAKA LEBIH BANYAK DIBANDINGKAN JUMLAH LAKI LAKI

Kenapa jumlah wanita di neraka lebih banyak dibandingkan jumlah laki-laki?AlhamdulillahTelah ada pernyataan dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bahwa para wanita itu lebih banyak sebagai penghuni neraka.“Dari Imran bin Husain radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda: اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاء (رواه البخاري 3241 ومسلم 2737) “Aku diperlihatkan di surga. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum fakir. Lalu aku diperlihatkan neraka. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari, 3241 dan Muslim, 2737)Adapun sebabnya, Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ditanya tentang hal itu, lalu beliau menjelaskan dalam riwayat Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhuma, dia berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda,  َأُرِيتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا كَالْيَوْمِ قَطُّ أَفْظَعَ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ ،  قَالُوا :  بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ :  بِكُفْرِهِنَّ ،  قِيلَ : يَكْفُرْنَ بِاللَّهِ ، قَالَ :  يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ كُلَّهُ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ  (رواه البخاري، رقم 1052) . “Saya diperlihatkan neraka. Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini yang sangat mengerikan. Dan saya melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya, ‘Kenapa wahai Rasulallah? Beliau bersabda, ‘Dikarenakan kekufurannya.' Lalu ada yang berkatak, 'Apakah kufur kepada Allah?' Beliau menjawab, ‘Kufur terhadap pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya. Jika anda berbuat baik kepada salah seorang wanita sepanjang tahun, kemudian dia melihat anda (sedikit ) kejelekan. Maka dia akan mengatakan, ‘Saya tidak melihat kebaikan sedikitpun dari anda.” (HR. Bukhari, no. 1052)Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam keluar waktu Ied Adha atau Ied Fitri dan melewati para wanita dan bersabda: “Wahai para wanita, keluarkanlah shadaqah karena saya diperlihatkan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah dari kalangan kalian. Mereka berkata, ‘Kenapa wahai Rasulullah? Beliau bersabda: “Kalian sering mengumpat, dan mengingkari pasangan. Saya tidak melihat (orang) yang kurang akal dan agama dari kalangan anda semua dibandingkan seorang laki-laki yang cerdas.' Mereka bertanya, ‘Apa kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah?'  Beliau menjawab, ‘Bukankah persaksian (syahadah) seorang wanita itu separuh dari persaksian orang laki-laki.' Mereka menjawab: ‘Ya.' Beliau melanjutkan: ‘Itu adalah kekurangan akalnya. Bukankah kalau wanita itu haid tidak shalat dan tidak berpuasa.' Mereka menjawab, ‘Ya.' Beliau mengatakan, ‘Itu adalah kekurangan agamanya.” (HR. Bukhari, no. 304)Dan dari Jabir bin Abdullah radhialalhu’anhuma berkata, Saya menyaksikan shalat Ied bersama Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam. Beliau memulai dengan shalat sebelum khutbah tanpa azan dan iqamah. Kemudian berdiri bersandar kepada Bilal, dan memerintahkan untuk bertakwa kepada Allah dan menganjurkan kepada ketaatan kepadaNya  dan menasehati manusia serta mengingatkannya. Kemudian beliau berjalan mendatangi para wanita, dan memberikan nasehat kepada mereka dan mengingatkannya. Beliau bersabda: ‘Besadaqahlah para wanita, karena kebanyakan dari kalian itu menjadi bara api neraka Jahanam.' Maka ada wanita bangsawan dan kedua pipinya berwarna (merah) berdiri bertanya, ‘Kenapa wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, ‘Karena kamu semua seringkali mengadu dan mengkufuri suami.' Berkata (Jabir), ‘Maka para wanita memulai bersodaqah dan melemparkan gelang, giwang dan cincinnya ke pakaian Bilal." (HR. Muslim, no. 885)Seyogyanya bagi para wanita mukmin yang mengetahui hadits ini berbuat seperti perbuatan mereka para wanita shahabat. Ketika mengetahui hal ini, mereka  langsung melakukan kebaikan, dimana hal itu dengan izin Alah sebagai sebab yang dapat menjauhkan mereka masuk ke dalam kelompok yang terbanyak (masuk neraka). Maka nasehat kami kepada para wanita muslimah, agar menjaga komitmen dengan syiar Islam dan kewajibannya. Terutama shalat serta menjauhi apa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala terutama syirik dengan segala macam bentuknya yang berbeda-beda yang tersebar ditengah-tengah para wanita seperti memohon keperluan kepada selain Allah dan mendatangi sihir, tukang ramal dan semisal itu.Kami memohon kepada Allah agar menjauhkan kita dan saudara-saudara kami dari api neraka dan yang mendekatkan ke sana baik berupa ucapan maupun perbuatan.

Rabu, 07 Mei 2014

6 HADITS PERIHAL KEMISKINAN

6 Hadits Perihal Kemiskinan



1. Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan Muslim).



2. Orang-orang fakir-miskin akan memasuki surga lima ratus tahun[1] sebelum orang-orang kaya memasukinya. (HR. Tirmidzi dan Ahmad).


3. Kesengsaraan yang paling sengsara ialah miskin di dunia dan disiksa di akhirat. (HR. Ath-Thabrani dan Asysyihaab).


4. Balasan amal dari seorang miskin terhadap orang kaya ialah kesetiaan (keikhlasan) dan doa. (HR. Abu Dawud).


5. Kasihanilah tiga golongan orang yaitu orang kaya dalam kaumnya lalu melarat, seorang yang semula mulia (terhormat dalam kaumnya) lalu terhina, dan seorang 'alim yang dipermainkan (diperolok-olok) oleh orang-orang yang dungu dan jahil. (HR. Asysyihaab).

6. Hampir saja kemiskinan (kemiskinan jiwa dan hati) berubah menjadi kekufuran. (HR. Ath-Thabrani)


Minggu, 27 April 2014

45 HADIST PERIHAL PERKAWINAN

45 Hadits Perihal Perkawinan


1. Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak. (HR. Abu Dawud).

2. Wahai segenap pemuda, barangsiapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah kawin. Sesungguhnya perkawinan itu lebih dapat meredam gejolak mata dan nafsu seksual, tapi barangsiapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa karena (puasa itu) benteng (penjagaan) baginya. (HR. Bukhari).

3. Barangsiapa kawin (beristeri) maka dia telah melindungi (menguasai) separo agamanya, karena itu hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam memelihara yang separonya lagi. (HR. Al Hakim dan Ath-Thahawi).

4. Ada tiga perkara yang kesungguhannya adalah kesungguhan (serius) dan guraunya (main-main) adalah kesungguhan (serius), yaitu perceraian, nikah dan rujuk. (HR. Abu Hanifah)

Penjelasan:Jadi dilarang bergurau (main-main) dalam ketiga perkara diatas.

5. Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka kawinkanlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

6. Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah. (HR. Muslim).

7. Rasulullah Saw bersabda kepada Ali Ra: "Hai Ali, ada tiga perkara yang janganlah kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu shalat apabila tiba waktunya, jenazah bila sudah siap penguburannya, dan wanita (gadis atau janda) bila menemukan laki-laki sepadan yang meminangnya." (HR. Ahmad)

8. Diharamkan dari penyusuan apa yang diharamkan dari keturunan (nasab). (HR. Bukhari).

Penjelasan:Larangan hukum yang dikenakan terhadap nasab seperti hukum pernikahan, warisan, dan lain-lain berlaku juga terhadap anak atau saudara sesusu.

9. Wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu. (HR. Muslim)

10. Janganlah seseorang membeli (menawar) di atas penawaran saudaranya dan jangan meminang di atas peminangan saudaranya, kecuali jika saudaranya mengijinkannya. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

11. Barangsiapa mengawini seorang wanita karena memandang kedudukannya maka Allah akan menambah baginya kerendahan, dan barangsiapa mengawini wanita karena memandang harta-bendanya maka Allah akan menambah baginya kemelaratan, dan barangsiapa mengawininya karena memandang keturunannya maka Allah akan menambah baginya kehinaan, tetapi barangsiapa mengawini seorang wanita karena bermaksud ingin meredam gejolak mata dan menjaga kesucian seksualnya atau ingin mendekatkan ikatan kekeluargaan maka Allah akan memberkahinya bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya. (HR. Bukhari)

12. Seorang janda yang akan dinikahi harus diajak bermusyawarah dan bila seorang gadis maka harus seijinnya (persetujuannya), dan tanda persetujuan seorang gadis ialah diam (ketika ditanya). (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Penjelasan:Diamnya seorang gadis adalah tanda setuju sebab gadis lebih banyak malu ketimbang janda.

13. Kawinilah gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih sedap mulutnya dan lebih banyak melahirkan serta lebih rela menerima (pemberian) yang sedikit. (HR. Ath-Thabrani)

14. Sebaik-baik wanita ialah yang paling ringan mas kawinnya. (HR. Ath-Thabrani)

15. Allah 'Azza wajalla berfirman (dalam hadits Qudsi): "Apabila Aku menginginkan untuk menggabungkan kebaikan dunia dan akhirat bagi seorang muslim maka Aku jadikan hatinya khusyuk dan lidahnya banyak berzikir. Tubuhnya sabar dalam menghadapi penderitaan dan Aku jodohkan dia dengan seorang isteri mukminah yang menyenangkannya bila ia memandangnya, dapat menjaga kehormatan dirinya, dan memelihara harta suaminya bila suaminya sedang tidak bersamanya. (HR. Ath-Thahawi)

16. Tiada sah pernikahan kecuali dengan (hadirnya) wali dan dua orang saksi dan dengan mahar (mas kawin) sedikit maupun banyak. (HR. Ath-Thabrani)

17. Barangsiapa menjanjikan pemberian mas kawin kepada seorang wanita dan berniat untuk tidak menepatinya maka dia akan berjumpa dengan Allah Ta'ala sebagai seorang pezina. Barangsiapa berhutang tetapi sudah berniat untuk tidak melunasi hutangnya maka dia akan menghadap Allah 'Azza wajalla sebagai seorang pencuri. (HR. Ath-Thabrani)

18. Janganlah seorang isteri memuji-muji wanita lain di hadapan suaminya sehingga terbayang bagi suaminya seolah-olah dia melihat wanita itu. (HR. Bukhari)

19. Janganlah seorang isteri minta cerai dari suaminya tanpa alasan (sebab yang dibenarkan), niscaya dia tidak akan mencium bau surga yang baunya dapat dirasakan pada jarak tempuh empat puluh tahun. (HR. Ibnu Majah)

20. Seorang isteri yang ketika suaminya wafat meridhoinya maka dia (isteri itu) akan masuk surga. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)

21. Allah Swt kelak tidak akan memandang (memperhatikan) seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya meskipun selamanya dia membutuhkan suaminya. (HR. Al Hakim)

22. Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami dan memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya dan tidak ke luar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya, tidak memasukkan ke rumahnya orang-orang yang tidak disukai suaminya. (HR. Ath-Thabrani)

23. Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. (Mutafaq'alaih)

24. Tidak dibenarkan seorang wanita memberikan kepada orang lain dari harta suaminya kecuali dengan ijin suaminya. (HR. Ahmad)

25. Apabila seorang dari kamu hendak meminang seorang wanita dan dapat melihat bagian-bagian dari tubuhnya, hendaklah melakukannya. (HR. Ahmad).

26. Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya. (HR. Ahmad)

27. Bila seorang menggauli isterinya janganlah segan untuk mengucapkan doa:"Ya Allah, jauhkanlah aku dari setan dan jauhkan setan dari apa yang Engkau berikan rezeki bagiku (anak)." Sesungguhnya kalau seandainya Allah menganugerahkan bagi mereka anak maka anak tersebut tidak akan diganggu setan sama sekali. (HR. Bukhari)

28. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Apa hak isteri terhadap suaminya?" Nabi Saw menjawab, "Memberi isteri makan bila kamu makan, memberinya pakaian bila kamu berpakaian, tidak boleh memukul wajahnya, tidak boleh menjelek-jelekkannya dan jangan menjauhinya kecuali dalam lingkungan rumahmu. (HR. Abu Dawud)

29. Apabila di antara kamu ada yang bersenggama dengan isterinya hendaknya lakukanlah dengan kesungguhan hati. Apabila selesai hajatnya sebelum selesai isterinya, hendaklah dia sabar menunggu sampai isterinya selesai hajatnya. (HR. Abu Ya'la).

30. Apabila seorang di antara kamu menggauli isterinya, janganlah menghinggapinya seperti burung yang bertengger sebentar lalu pergi. (HR. Aththusi)

.31.Janganlah kamu menggauli isteri sebagaimana unta atau keledai, tetapi hendaklah bercumbu dan bercengkerama terlebih dahulu.

32. Seburuk-buruk kedudukan seseorang di sisi Allah pada hari kiamat ialah orang yang menggauli isterinya dan isterinya menggaulinya dengan cara terbuka lalu suaminya mengungkapkan rahasia isterinya kepada orang lain. (HR. Muslim)

33. Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik dari kamu terhadap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, dan orang yang menghina kaum wanita adalah orang yang tidak tahu budi. (HR. Abu 'Asaakir)

34. Janganlah seorang laki-laki mukmin membenci isterinya yang beriman. Bila ada perangai yang tidak disukai, dia pasti ridha (senang) dengan perangainya yang lain. (HR. Muslim)

35. Isteri yang paling besar berkahnya ialah yang paling ringan tanggungannya. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

36. Sesungguhnya wanita seumpama tulang rusuk yang bengkok. Bila kamu membiarkannya (bengkok) kamu memperoleh manfaatnya dan bila kamu berusaha meluruskannya maka kamu mematahkannya. (HR. Ath-Thahawi)

37. Hindun, ibunya Muawiyah, bertanya kepada Nabi Saw, "Ya Rasulullah, Abu Sufyan suamiku seorang yang pelit, apakah aku boleh mengambil uangnya sedikit secara sembunyi-sembunyi?" Nabi Saw menjawab, "Ambillah dengan cara yang makruf (baik) untuk mencukupi kebutuhanmu dan kebutuhan anak-anakmu." (HR. Bukhari)

38. Rasulullah Saw melarang azal terhadap isteri kecuali dengan persetujuannya. (HR. Ahmad)

.39. Allah melaknat suami yang mengambil laki-laki lain untuk mengawini bekas isterinya yang sudah cerai tiga talak supaya bisa dirujuk kembali olehnya. Jadi perkawinan itu sekedar tipu muslihat bagi pengesahan rujuk. Orang yang mau disuruh membantu tipu daya dengan mengawini lalu dicerai (tidak digauli) juga dilaknat Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)

40. Rasulullah Saw melarang kawin mut'ah. (HR. Bukhari).

41. Talak (perceraian) adalah suatu yang halal yang paling dibenci Allah. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

42. Apabila suami mengajak isterinya (bersenggama) lalu isterinya menolak melayaninya dan suami sepanjang malam jengkel maka (isteri) dilaknat malaikat sampai pagi. (Mutafaq'alaih)

43. Terkutuklah siapa-siapa yang menyetubuhi isterinya lewat duburnya. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

44. Allah tidak akan melihat (memperhatikan) seorang lelaki yang menyetubuhi laki-laki lain (homoseks) atau yang menyetubuhi isteri pada duburnya. (HR. Tirmidzi).

45. Saling berwasiatlah kalian tentang kaum wanita dengan baik-baik. Mereka itu adalah tawanan di tanganmu. Tiada kalian bisa menguasai apa-apa dari mereka, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji (zina), pisahkanlah diri kalian dari tempat tidur mereka atau lakukan pemukulan yang tidak membekas.Apabila mereka mentaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Kalian punya hak atas mereka dan mereka pun punya hak atas kalian. Hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan tempat tidur kalian diinjak oleh orang yang tidak kalian sukai, dan hak mereka atas kalian adalah memberi sandang-pangan kepada mereka (isteri-isterimu) dengan yang baik-baik. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Kamis, 17 April 2014

TELADAN KEMESRAAN RUMAH TANGGA RASULULLAH

Teladan Kemesraan Rumah Tangga Rasulullah

Kemesraan adalah antara cara mengekalkan keharmonian rumahtangga & Rasulullah telah mencontohkan kemesraan tersebut dengan isteri-isteri baginda.....Tidur dalam satu selimut bersama isteri.Dari Atha` bin Yasar:"
Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. dan Aisyah r.a biasa mandi bersama dlm satu bejana. Ketika baginda sedang berada dlm satu selimut dgn Aisyah, tiba-tiba Aisyah bangkit. Baginda kemudian bertanya, `Mengapa engkau bangkit?` Jawab Aisyah, Kerana saya haid, wahai Rasulullah.' Sabda Rasulullah, 'Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah & dekatlah kembali padaku.' Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau." ( Hadis Riwayat sa`id bin Manshur )

.Memberi wangi-wangian pada auratAisyah berkata, "sesungguhnya Nabi s.a.w. apabila meminyaki badannya, baginda akan memulai drpd auratnya menggunakan nurah ( sejenis serbuk pewangi ) & isterinya baginda meminyaki bagian lain tubuh Rasulullah s..a.w. ( Hadis Riwayat Ibnu Majah )

.Mandi bersama isteriDari Aisyah r.a. beliau berkata, "Aku biasa mandi bersama Nabi s.a.w. menggunakan satu bejana. Kami biasa bersama-sama memasukkan tangan kami ( ke dlm bejana tesebut )." ( Hadis riwayat Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah )

.Disikatkan oleh isteriDari Aisyah r.a, beliau berkata, " Saya biasa menyikat rambut Rasulullah s.a.w, ketika itu saya sedang haid". ( Hadis Riwayat Ahmad )

.Meminta isteri meminyaki badanDari Aisyah r.a, beliau berkata, "Saya meminyaki badan Rasulullah s.a.w pd hari Raya 'Aidil Adha' setelah beliau melakukan jumrah aqabah." ( Hadis Riwayat Ibnu 'Asakir ).

Minum bergantian pada tempat yang samaDari Aisyah r.a, dia berkata:"Saya biasa minum dari cawan yg sama walaupun ketika haid. Nabi mengambil cawan tersebut & meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut, lalu Baginda minum, kemudian saya mengambil cawan tersebut dan lalu menghirup isinya, kemudian Baginda mengambilnya dari saya, lalu Baginda meletakkan mulutnya pd tempat saya letakkan mulut saya, lalu Baginda pun menghirupnya." ( Hadis Riwayat Abdurrazaq dan Said bin Manshur )

.Membelai isteri"Adalah Rasulullah s.a.w tidaklah setiap hari melainkan beliau mesti mengelilingi kami semua ( isterinya ) seorang demi seorang. Baginda menghampiri & membelai kami tetapi tidak bersama sehingga Baginda singgah ke tempat isteri yg menjadi giliran Baginda, lalu Baginda bermalam di tempatnya." ( Hadis Riwayat Ahmad ).

Mencium isteriDari Aisyah r.a, bahawa Nabi s.a.w biasa mencium isterinya setelah mengambil wuduk, kemudian Baginda bersembahyang & tidak mengulangi wuduknya." ( Hadis Riwayat Abdurrazaq )

.Dari Hafshah, puteri Umar r.a, "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w biasa mencium isterinya sekalipun sedang berpuasa." ( Hadis Riwayat Ahmad )

.Memanggil dengan panggilan mesraRasulullah s.a.w biasa memanggil Aisyah dgn beberapa nama panggilan yg di sukainya spt Aisy & Umairah (pipi merah delima).Menyejukkan kemarahan isteri dengan mesraNabi s.a.w biasa memicit hidung Aisyah jika dia marah & Baginda berkata, "Wahai Uwaisy, bacalah doa: 'Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku & lindungilah diriku dari fitnah yg menyesatkan." ( Hadis Riwayat Ibnu Sunni ).

Membersihkan titisan darah haid isteriDari Aisyah r.a, dia berkata."Aku pernah tidur bersama Rasulullah s.a.w di atas satu tikar ketika aku sedang haid.Apabila darah ku menitis di atas tikar itu, Baginda mencucinya pd bagian yg terkena titisan darah & baginda tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau sembahyang di tempat itu pula, lalu Baginda berbaring kembali di sisiku.Apabila darah ku menitis lagi di atas tikar itu, Baginda mencuci pd bagian yg terkena titisam darah itu saja & tidak berpindah dari tempat itu, kemudian baginda pun sembahyang di atas tikar itu.." ( Hadis Riwayat Nasai )

.Memberikan hadiahDari Ummu Kaltsum binti Abu Salamsh, ia berkata, "Ketika Nabi s.a.w menikah dgn Ummu Salamah, Baginda bersabda kepadanya,'Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kpd Raja Najasyi sebuah pakaian berenda & beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia & aku mengagak hadiah itu akan di kembalikan.Jika hadiah itu memang di kembalikan kepadaku, aku akan memberikanya kepadamu."Dia ( Ummu Kaltsum ) berkata,"Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yg di sabdakan Rasulullah s.a.w & hadiah tersebut di kembalikan kpd Baginda, lalu Baginda memberikanyya kepada masing-masing isterinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi & pakaian tersebut Baginda berikan kpd Ummu Salamah." ( Hadis Riwayat Ahmad )

Segera menemui isteri apabila tergodaDari Jabir, sesungguhnya Nabi s.a.w pernah melihat wanita, lalu Baginda masuk ke tempat kediaman Zainab, utk melepaskan keinginan Baginda kepadanya, lalu keluar & bersabda, "Wanita kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa syaitan..... ..apabila seseorang di antara kamu melihat wanita yg menarik, hendaklah ia mendatangi isterinya krn pd diri isterinya ada hal yg sama dgn yg ada pd wanita itu." ( Hadis Riwayat Tirmizi ).

Begitu indahnya kemesraan Rasulullah s.a.w kpd para isteri Baginda, memberikan gambaran betapa Islam sgt mementingkan sikap kerana sikap & perbuatan baik cara yg paling efektif menyatakan rasa cinta, kasih & sayang antara suami & isteri. Inilah teladan yg perlu di contoh.

SABAR DAN KEUTAMAANYA

Sabar Dan Keutamaannya

Allah berfirman : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas. (QS. 39:10) Dan firman-Nya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadam, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. 2:155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:"Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". (QS. 2:156) Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 2:157) 
Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa seorang wanita datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata : Ya Rasulullah ! sungguh saya ini sering terkena ayan dan ( ketika terkena ayan ) aurat saya terbuka, maka berdo'alah untuk saya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata : jika kamu berkehendak ( agar untuk bersabar ), maka kamu bersabar dan kamu akan mendapatkan surga, dan jika kamu berkehendak ( agar saya berdo'a ) maka saya akan berdo'a kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu. Maka wanita itu menjawab : saya akan bersabar, lalu berkata lagi : tetapi aurat saya sering terbuka ( ketika penyakit ini datang ) oleh karena itu do'akanlah agar aurat saya tidak terbuka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a untuknya.HR. Bukhari dan Muslim

.   Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
sungguh menakjubkan segala perkara orang yang beriman, dan semua itu baik baginya dan hal itu tidak dimiliki oleh selain orang yang beriman : yaitu jika ia mendapatkan kebaikan atau kesenangan maka dia akan bersyukur dan yang sedemikian itu baik baginya, dan jika ia terkena hal yang tidak menyenangkan ( mara bahaya ) maka dia bersabar dan hal yang sedemikian itu baik baginya. HR. Muslim.  

 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
tidaklah ada sesuatu yang menimpa seorang muslim ( baik sesuatu itu berupa ) kelelahan, penyakit, kegundahan, kesedihan, atau sesuatu yang menyakitkannya sampai duri yang menimpanya kecuali Allah menggugurkan sebagian dosa-dosanya karena mushibah tersebut. HR. Bukhari dan Muslim   Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : tidaklah seorang muslim tertimpa sesuatu yang menyakitkannya kecuali Allah menggugurkan dosa-dosanya, sebagaimana gugurnya ( berjatuhannya ) daun-daun pepohonan. HR. Bukhari dan Muslim. 

Keterangan.

 Sungguh kesenagan dan kesusahan yang kita alami adalah cobaan dari Allah bahkan kehidupan dunia ini semuanya adalah cobaan. Agar mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat, maka setiap muslim harus memahami hakekat kehidupan dunia ini dan mengambil bekal utama dalam menjalaninya, di antara bekal tersebut adalah sikap sabar. 
Sabar mempunyai kedudukan yang agung dalam agama Islam, bahkan semua urusan agama berdiri di atas sabar tersebut yaitu : 
Sabar dalam menjalankan perintah Allah Ta'ala   Sabar dalam menjauhi larangan-Nya   Sabar dalam menghadapi mushibah yang dihadapi. 

Dan orang yang bersabar dialah yang beruntung, karena dia telah melaksanakan ketaatan kepada Allah dan mengharapkan balasan darinya, dan karena gelisah dan bertindak tidak ridha atas apa yang telah menimpa adalah tindakan yang tidak akan merugikan kecuali yang bersangkutan karena orang yang tidak ridha dengan taqdir Allah berarti dia telah terkena mushibah dua kali, mushibah atas mushibah yang telah menimpanya dan mushibah atas hilangnya pahala yang besar yang telah dijanjikan oleh Allah bagi mereka yang bersabar dalam menghadapi taqdir-Nya. 

Adapun di antara janji Allah bagi orang mu'min yang bersabar adalah :

 Allah akan memberikan ganjaran kepadanya tanpa terhitung.   Dengan mushibah tersebut ( jika bersabar dan mengharapkan balasan dari Allah ) Allah akan menghapuskan dosa-dosanya. 

  Allah akan mengangkat derajat orang yang sabar dalam menghadapi cobaan dari Allah. 

Kandungan ayat dan hadits. Keutamaan bersabar.   

Keutamaan orang yang beriman.   

Keluasan rahmat Allah bagi orang-orang yang beriman dengan dihapuskan dosa-dosanya dengan segala macam mushibah yang menimpanya.

Selasa, 15 April 2014

10 JENIS SHOLAT YANG TIDAK DITERIMA OLEH ALLAH S.W.T

10 Jenis Shalat yang Tidak Diterima oleh ALLAH S.W.T

Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : "Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barang siapa yang tidak memelihara solat, maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim)

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa :

"10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :

1.     Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.

2.     Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.

3.     Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.

4.     Orang lelaki yang melarikan diri.

5.     Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).

6.     Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.

7.     Orang perempuan yang mengerjakan solat tanpa memakai tudung.

8.     Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.

9.     Orang-orang yang suka makan riba'.

10.   Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.

"Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : "Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah.

" Hassan r.a berkata : "Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."

Minggu, 13 April 2014

KEUTAMAAN DZIKIR DAN KALIMAT TAUHID

Keutamaan DZIKIR dan Kalimat TAUHID

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Ra;uluilah saw bersabda : "Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mondar mandir di jalan mencari ahli dzikir. Apabila mereka mendapat kaum yang sedang berdzikir kepada Allah mereka memanggil-manggil : "Marilah kepada keperluanmu".Beliau bersabda : "Malaikat itu mengitari dengan sayap mereka ke langit dunia. Beliau bersabda : Tuhan mereka berfirman pada hal Dia lebih mengetahui tentang mereka : "Apakah yang diucapkan oleh para hambaKu?". Beliau bersabda : Malaikat menjawab : "Mereka sedang me Maha Sucikan Mu, me Maha Besarkan Mu, memujiMu dan me Maha Muliakan Mu". Tuhan berfirman : "Apakah mereka melihat Ku?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Tidak, demi Allah mereka tidak melihatMu". Beliau bersabda : "Tuhan berfirman : "Bagaimana seandainya mereka melihatKu?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab: "Seandainya mereka melihatMu, niscaya mereka lebih beribadah kepadaMu, lebih memuliakan, lebih memuji dan lebih mensucikanMu". Beliau bersabda : Tuhan berfirman : "Apakah yang mereka pinta kepadaKu?". Beliau bersabda : "Mereka meminta surga kepada Mu". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Apakah mereka melihatnya?" Beliau bersabda : Malaikat menjawab : "Tidak, demi Allah mereka tidak melihatnya". Tuhan berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih loba terhadapnya, lebih meminta dan lebih gemar terhadapnya". Tuhan berfirman : "Terhadap apa mereka berlindung ?". Beliau bersabda : Malaikat menjawab : "Dari neraka". Beliau bersabda : Tuhan berfirman: "Apakah mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Tidak, demi Allah wahai Tuhan, mereka tidak melihatnya". Beliau bersabda : Tuhan berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?". Beliau bersabda" : Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih sangat lari dan sangat takut". Beliau bersabda : "Tuhan berfirman : "Aku persaksikan kepadamu bahwa Aku telah mengampuni mereka". Beliau bersabda : "Salah satu malaikat berkata: "Diantara mereka ada Fulan yang bukan dari golongan mereka. Kedatanganya hanya karena ada keperluan". Tuhan berfirman : "Mereka teman-teman duduk, dimana orang yang duduk bersama mereka tidak celaka". (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. dan Abu Said Al Khudri ra. berkata :
Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang berkelana di bumi sebagai tambahan dari para pencatat manusia. Apabila mereka menjumpai kaum yang berdzikir kepada Allah, mereka memanggil-manggil : "Marilah kepada tujuanmu".Malaikat berdatangan, dan mengitari mereka kelangit dunia.

Allah berfirman : "Kalian tinggalkan hamba-hamba Ku sedang mengerjakan apa ?".
Mereka menjawab : "Kami tinggalkan mereka sedang memujiMu, memuliakan Mu dan berdzikir kepadaMu". Beliau menjawab :
Dia berfirman " "Apakah mereka melihat Aku ?". Mereka menjawab : "Tidak".
Dia berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihat Aku ?".Beliau bersabda : Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihat Mu niscaya mereka lebih memujiMu, lebih memuliakan Mu dan lebih berdzikir kepadaMu".Beliau bersabda : Dia berfirman : "Apakah yang mereka inginkan ?" Beliau bersabda : "Mereka berkata : "Mereka memohon surga". Beliau bersabda: "Dia berfirman : "Apakah mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Dia berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnva niscaya mereka lebih meminta dan loba atasnya". Beliau bersabda : "Dari apakah mereka berlindung ?" Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnya niscaya mereka lebih lari, lebih takut dan lebih mohon perlindungan dari padanya". Beliau bersabda : Dia berfirman : "Sungguh Aku mempersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni mereka". Mereka menjawab : "Sesungguhnya di kalangan mereka terhadap Fulan yang salah yang datang hanya karena keperluan". Dia berfirman : "Mereka adalah kaum yang teman duduknya tidak celaka". (HR. Tirmidzi).

Dari Abu Ishaq dari Al Agharr Abu Muslim bahwasanya ia menyaksikan Abu Hurairah dan Abu Said Al Khudri ra., bahwasanya kedua orang itu menyaksikan Rasulullah bersabda :
"Apabila hamba mengucapkan :

'LAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAHU AKBAR "

(Tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar).

Beliau bersabda : Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Benarlah hambaKu, tidak ada Tuhan selain Aku, dan Akulah Allah Maha Besar".

Apabila hamba mengucapkan :

'LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAH"

(Tiada Tuhan selain Allah sendiri).

Dia berfirman : "Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku sendiri".

Apabila hamba mengucapkan :

'LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYA­RIIKA LAH "

(Tiada Tuhan selain Allah, sendirian tiada sekutu bagiNya).

Dia berfirman : "Benarlah hamba-Ku, tiada Tuhan selain Aku, dan tidak ada sekutu bagiKu".

Apabila hamba mengucapkan :

'LAA ILAAHA ILLALLAAHLAHUL MULKU WALA­HUL HAMDU"

(Tiada Tuhan selain Allah, bagiNya kerajaan itu, dan bagiNya segala puji).

Dia berfirman : Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku, bagiKu kerajaan itu dan bagiKu segala puji".

Apabila hamba mengucapkan :

'LAA ILAAHA ILLALLAAH WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH"

(Tiada Tuhan selain Allah, dan tiada daya dan kekuatan melainkan pertolongan Allah)

Dia berfirman : "Tiada Tuhan selain Aku, dan tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Ku".

Abu Ishaq berkata : Kemudian Al Agharr mengatakan sesuatu yang tidak saya pahami. Ia Berkata : Lalu saya bertanya kepada Abu Ja'far : "Apakah yang ia ucapkan ?". Ia berkata : "Barang siapa yang pada waktu menjelang mati mengucapkan kalimat-kalimat itu maka ia tidak tersentuh neraka". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Dari Abdullah bin Umar ra., bahwasanya Rasulullah saw bercerita kepada mereka bahwa salah seorang hamba Allah mengucapkan : 

"YAA RABBI LAKAL HAMD U YANBAGHII LIJALAA­LI WAJHIKA WALI 'AZHIIMI SULTHAANIKlA"

(Wahai Tuhanku, hanya bagimulah segala puji, sebagaimana seyogya dengan kebesaran DzatMu dan keagungan kekuasaanMu ),

maka bersungguh-sungguhlah dua malaikat namun mereka tidak tahu bagaimana mencatatnya. Lalu keduanya naik ke langit dan berkata :
"Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu mengucapkan dzikir, kami tidak mengetahui bagaimana mencatatnya.
Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hal Dia lebih mengetahui terhadap apa yang dikatakan oleh hambaNya : "Apakah yang diucapkan hambaKu ?". Keduanya menjawab : "Bahwasanya ia mengucapkan : "Wahai Tuhanku, hanya bagiMu segala puji sebagaimana seyogya dengan kebesaran Dzat Mu dan keagungan kekuasaan Mu". Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Tulislah seperti apa yang diucapkan oleh hamba-Ku, sehingga ia menjumpai Aku, lalu Aku membalasnya dengan apa yang diucapkan itu". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i).

Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw memperbanyak ucapan:

"SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGH­FIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH"

(Maha Suci Allah, dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepada-Nya).
Saya bertanya : "Wahai Rasulullah, saya melihat engkau memperbanyak ucapan : "Maha Suci Allah dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepadaNya".
Beliau bersabda: "Tuhanku Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberitakan kepadaku bahwa aku akan melihat tanda pada umatku. Apabila aku telah melihatnya maka aku memperbanyak ucapan :

"SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGH­FIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH"Saya telah melihatnya :
"IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WALFATHU WARA-AITANNAASA YADKHULUUNA FII DIINI­LLAAHI AFWAAJAN FASABBIHBIHAMDI RABBIKA WASTAGHFIRHU INNAHU KAANA TAWWAABA"

(Apabila datang pertolongan Allah dan penaklukan (Kota Mekah). Dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan memohon ampunlah kepadaNya karena sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat).

Dalam riwayat Muslim dari Aisyah ada tambahan :

'ALLAAHUMMAGHFIR LII YATA-AWWALUL QUR­AANA "
(Wahai Allah ampunilah saya, karena mengamalkan perintah Al Qur'an). (HR. Muslim).

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Allah akan membersihkan salah seorang umatku atas para kepala makhluk pada hari qiyamat. Lalu Allah menebarkan sembilan puluh sembilan catatannya. Setiap' catatan seperti pandangan mata. Kemudian Dia berfirman : "Apakah kamu mengingkari hal ini barang sedikit ?". Apakah tukang catatKu Malaikat Hafazhah menganiaya kamu ?". Ia menjawab : "Tidak wahai Tuhan". Dia berfirman : "Apakah kamu punya alasan ?" Ia menjawab : "Tidak". Dia berfirman : "Baiklah, kamu mempunyai kebaikan. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada penganiayaan atasmu". Maka dikeluarkan secarik kertas yang didalamnya terdapat :

'ASYHADUALLAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHA­DUANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WARA­SUUL UH"

(Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya).
Dia berfirman : "Datangkan timbanganmu". Ia menjawab : "Wahai Tuhanku, apakah (artinya) secarik kertas ini dibandingkan dengan catatan-catatan ini ?".
Dia berfirman : "Sungguh kamu tidak dizhalimi". Beliau bersabda : "Catatan-catatan itu diletakkan pada sebuah piringan neraca dan secarik kertas itu di dalam piringan neraca. Secarik kertas itu berat, karena tidak ada sesuatu yang mempunyai timbangan berat dibandingkan dengan sesuatu yang bersama nama Allah". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Rasulullah saw. .       . bersabda : "Dua malaikat Hafazhah menghadapkan kepada Allah akan apa yang ia jaga baik siang maupun malam, di mana Allah mendapatkan baik pada awal dan akhir halaman itu, kecuali Allah berfirman : "Sesungguh Aku meinpersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni " hambaKu yang tercatat di antara dua ujung halaman (catatan) ini". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dari Anas ra dari Nabi saw., beliau bersabda : Allah berfirman : "Keluarkanlah dari neraka orang yang ingat kepadaKu pada suatu hari atau takut kepadaKu pada suatu tempat". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Wahai anak Adam (manusia) luangkanlah waktu untuk ibadah kepadaKu maka Aku isi dadamu dengan kekayaan, dan Aku tutup kekafiranmu. Jika tidak demikian maka Aku isikan kesibukan di mukamu dan Aku tidak menutup kefakiranmu". (Hadits ditakhrij oleh At Tirmidzi)

Dari Uqbah bin Amir ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Tuhanmu kagum. terhadap penggembala kambing di ujung bukit yang di kala didengungkan adzan ia mendirikan Shalat". Lalu Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Lihatlah hambaKu ini, didengungkan adzan kemudian ia shalat karena takut terhadapKu, Aku telah mengampuni hambaKu dan memasukkannya ke Sorga". (Hadits di takhrij oleh An Nasa'i).

Dari Iyadh bin Khammar saudara Bani mujasyi', ia berkata : Rasulullah saw. pada suatu hari berdiri di tempat kami dengan berkhuthbah, lalu beliau bersabda : "Sesungguhnya Tuhanku menyuruh aku dan meneruskan hadits itu seperti hadits Hisyam dari Qatadah dan ia menambahNya :

 "WA ANNALLAAHA AUHA ILAYYA AN TAWAADLA 'UU HATTAA LAA YAFKHARA AHADUN ‘ALAA AHADIN WALAA YABGHII AHADUN 'LAA AHADIN" 

(Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku agar kamu merendahkan diri, sehingga seseorang tidak berbangga terhadap orang lain, dan seseorang tidak menganiaya terhadap orang lain). Dan menurut haditsnya beliau saw bersabda :

 "WAHUM FIIKUM TABA’AN LAA YABGHUUNA AHLAN WALAA MAALAN"

(Mereka sebagai pengikutmu, dengan tidak mencari keluarga dan harta).

 Lalu aku bertanya : "Kedaannya demikian itu wahai Abu Abdillah?" Ia menjawab : "Ya, demi Allah aku telah menjumpai mereka pada masa Jahiliyah, dan seseorang laki­laki menggembala di kampung, yang ada hanya ibunya dimana ia mensetubuhinya".

Sabtu, 12 April 2014

SIKSAAN DUNIA AKHIRAT (BAGI PEMUTUS SILATURRAHIM DAN PENZHALIM)

Siksaan Dunia Akhirat ( Bagi Pemutus Silaturrahim dan Penzhalim )

Mukaddimah 

Ada dua hal yang seringkali terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat dan tidak banyak diketahui oleh orang padahal keduanya memiliki implikasi yang tidak ringan terhadap si pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat. Hal pertama dilarang oleh agama karena asy-Syâri', Allah Ta'ala sendiri telah mengharamkannya atas diriNya. Ia adalah kezhaliman yang sangat dibenci dan tidak disukai oleh sang Khaliq bahkan oleh manusia sendiri karena bertentangan dengan fithrah mereka yang cenderung untuk dapat hidup di lingkungannya secara berdampingan, rukun dan damai. Fithrah yang cenderung kepada perbuatan baik dan saling menolong serta mencela perbuatan jahat dan tindakan yang merugikan orang lain. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya,
manusia tak luput dari rasa saling membutuhkan satu sama lainnya sehingga terjadilah komunikasi dan hubungan langsung satu sama lainnya. Hal tersebut membuahkan rasa saling percaya dan ikatan yang lebih dekat lagi.
Maka dalam tataran seperti inilah kemudian terjadi keterkaitan dan keterikatan dalam berbagai hal. Mereka, misalnya, saling meminjamkan barang atau harta, menggadaikan, berjual-beli dan lain sebagainya. Manakala hal tersebut berlanjut

sementara manusia memiliki sifat yang berbeda-beda serta memiliki kecenderungan untuk serakah -kecuali orang yang dirahmati olehNya- sebagaimana yang disinyalir oleh sebuah hadits shahih bahwa bila manusia itu diberikan sebuah lembah berisi emas, maka pasti dia akan meminta dua buah, dan seterusnya; maka tidak akan ada yang menghentikannya dari hal itu selain terbujur di tanah alias mati. Manakala hal itu terjadi,
maka terjadilah pula tindakan yang merugikan orang lain alias perbuatan zhalim tersebut. Tak heran misalnya, terdengar berita bahwa si majikan menzhalimi pembantunya, sang pemilik perusahaan menzhalimi buruhnya, orang tua tega menzhalimi anaknya sendiri, suami menzhalimi isterinya, tetangga menzhalimi tetangganya yang lain dan sebagainya. 
Perbuatan semacam ini kemudian dapat membuahkan hal kedua, yaitu pemutusan rahim alias hubungan kekeluargaan baik antara sesama tetangga, sesama komunitas masyarakat bahkan sesama hubungan darah daging sendiri padahal agama melarang hal itu dan memerintahkan agar menyambung dan memperkokohnya. 
Oleh karena besarnya implikasi dan dampak dari kedua hal tersebut, maka agama tak tanggung-tanggung menggandengkan keduanya ke dalam satu paket yang para pelakunya nanti akan dikenakan siksaan yang pedih. Bila dilihat dari sisi jenis siksaannya,
hal pertama memang lebih besar siksaannya ketimbang hal kedua, karena disamping ia telah diharamkan oleh sang Khaliq sendiri terhadap diriNya, juga taubat dari hal tersebut tidak sempurna kecuali bila telah diselesaikan pula oleh si pelakunya terhadap orang yang terkaitnya dengannya.
Artinya, dalam batasan dosa terhadap Allah taubat tersebut diterima bila memang taubat yang nashuh, namun bila masih terkait dengan bani Adam, maka harus diselesaikan dahulu.
 Sedangkan hal yang kedua,
bisa terhindari dari siksaan yang terkait dengannya bila disambung kembali bahkan dampaknya amat positif bagi pelakunya. Namun begitu, keduanya adalah sama-sama menjerumuskan pelakunya ke dalam siksaan yang pedih, karenanya tidak ada artinya pembedaan dari sisi jenis siksaannya atau sisi lainnya bila hal yang dirasakan adalah sama, yakni "pedihnya siksaan"-Nya. Mengingat betapa urgennya kedua permasalahan ini, maka dalam kajian hadits kali ini (naskah aslinya adalah berbahasa Arab) kami mengangkatnya dengan harapan dapat menggugah kita semua agar kembali kepada jalan yang benar dan menyadari kesalahan yang telah diperbuat, bak kata pepatah "selagi hayat masih dikandung badan". Seperti biasa, kajian ini tak luput dari kekhilafan dan kekeliruan manusiawi, karenanya bila ada yang mendapatkannya -dan itu pasti ada- maka kami sangat mengharapkan masukannya, khususnya masukan yang membangun dan positif guna perbaikan di kemudian hari.
Wamâ taufîqi illâ billâh. Wallaahu a'lam. 

Naskah
Hadits Dari Abu Bakrah -radhiallaahu 'anhu-, dia berkata:Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:" Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan oleh Allah siksaannya terhadap pelakunya di dunia beserta siksaan yang disimpan (dikemudiankan/ditangguhkan) olehNya untuknya di akhirat daripada kezhaliman dan memutuskan rahim (hubungan kekeluargaan)' ". (H.R. at-Turmuziy, dia berkata:"hadits hasan"). 

Sekilas tentang Periwayat hadits Beliau adalah Abu Bakrah, seorang shahabat yang agung, Namanya Nufai' bin al-Hârits, maula Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam.. Ketika terjadi pengepungan terhadap Thâif, dia mendekati suatu tempat bernama Bakrah, lalu melarikan diri dan meminta perlindungan kepada Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam . Dia pun kemudian masuk Islam di tangan beliau. Dia juga memberitahukan bahwa kondisinya sebagai seorang budak, lalu beliau memerdekakannya. Dia meriwayatkan sejumlah hadits dan termasuk Faqîh para shahabat.
Dia wafat di kota Bashrah pada masa kekhilafahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan.

 Faedah-Faedah dan Hukum-Hukum

Terkait Substansi kezhaliman dan dalil-dalil yang mencelanya Kezhaliman adalah kegelapan di dunia dan akhirat. Pelakunya pantas mendapatkan siksaan yang disegerakan baginya di dunia dan dia akan melihatnya sebelum meninggal dunia. Karenanya, banyak sekali ayat-ayat dan hadits-hadits yang memperingatkan agar menjauhinya.

Allah Ta'ala berfirman:
"…Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya". (QS. 40/al-Mu'min:18).

Allah juga berfirman:
" Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim..". (QS. 14/Ibrâhim: 42).

Dalam firmanNya yang lain:
"Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zalim itu menggigit dua tangannya, seraya berkata:'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan (yang lurus) bersama Rasul' ". (QS.25/al-Furqân:27).

 Asy-Syaikhân meriwayatkan dari Abu Musa radhiallaahu 'anhu bahwasanya dia berkata: Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah menunda/mengulur-ulur terhadap orang yang zhalim (memberikannya kesempatan-red) sehingga bila Dia menyiksanya maka dia (orang yang zhalim tersebut) tidak dapat menghindarinya (lagi) ".
Kemudian beliau membacakan ayat (firmanNya): "Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras". (QS. 11/Hûd: 102).   

Macam-Macamnya 
Kezhaliman itu ada beberapa macam dan yang paling besar adalah syirik kepada Allah Ta'ala sebagaimana firmanNya -ketika menyinggung wasiat-wasiat Luqman kepada anaknya- : "…Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS.31/Luqmân: 13). 
Diantara kezhaliman yang lain adalah: Kezhaliman terhadap keluarga dan anak-anak; yaitu tidak mendidik mereka dengan pendidikan islam yang benar.  
 Kezhaliman terhadap manusia secara umum; yaitu berbuat hal yang melampaui batas dan menyakiti mereka, mengurangi hak-hak serta melecehkan kehormatan mereka.   
Kezhaliman yang berupa kelalaian dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, seperti tidak bekerja secara optimal sesuai dengan tuntutan pekerjaan atau selalu mengundur-undur kepentingan orang banyak, dan lain-lain.   
Kezhaliman yang terkait dengan para pekerja dan buruh; yaitu dengan mengurangi hak-hak mereka serta membebani mereka dengan sesuatu yang tak mampu mereka lakukan.

 Tentang Silaturrahim dan dalilnya Rahim
merupakan masalah yang besar dalam dienullah karenanya wajib menyambungnya dan diharamkan memutuskannya. 
Diantara indikasinya adalah sabda Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam : "Sesungguhnya Allah Ta'ala (manakala) menciptakan makhlukNya hingga Dia selesai darinya, maka tegaklah rahim sembari berkata:'inilah saat meminta perlindunganMu dari pemutusan'.

Dia Ta'ala berfirman:
"Ya, apakah engkau rela agar Aku sambungkan dengan orang yang menyambungnya denganmu dan Aku putus orang yang memutuskannya darimu?". Ia (R ahim) berkata:'tentu saja, (wahai Rabb-ku-red)!'.
Dia Ta'ala berfirman:
"hal itu adalah untukmu". Kemudian Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: "maka bacalah, jika kalian mau (firmanNya) :
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan rahim (hubungan kekeluargaan) [22]. Mereka itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka [23]". (QS.47/Muhammad: 22-23)

.   Bentuk-Bentuk

silaturrahim Silaturrahim dapat berupa:
Kunjungan,
bertanya tentang kondisi masing-masing,
memberikan spirit kepada kerabat dekat serta lemah-lembut dalam bertutur kata.   
Memberikan hadiah yang pantas,
saling mengucapkan selamat bila mendapatkan kebaikan,
membantu orang yang berutang dan kesulitan dalam membayarnya,
menawarkan diri untuk hal-hal yang positif, memenuhi hajat orang,
mendoakan agar diberikan taufiq dan maghfirahNya,
dan lain sebagainya. 

  Faedah silaturrahim dan implementasinya Silaturrahim
dapat memanjangkan umur,
memberikan keberkahan padanya,
menambah harta dan mengembangkannya,
disamping ia sebagai penebus keburukan-keburukan dan pelipat-ganda kebaikan-kebaikan.

Hal ini dapat diimplementasikan dengan berupaya mendapatkan keridhaan dari Sang Pencipta, Allah Ta'ala. 

Imam al-Bukhâriy meriwayatkans dari Anas radhiallaahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang ingin agar dibentangkan baginya dalam rizkinya dan ditangguhkan dalam usianya (panjang usia), maka hendaklah ia menyambung rahimnya (silaturrahim)".

 Bentuk siksaan bagi pemutus silaturrahim 

Siksaan-siksaan yang Allah timpakan kepada sebagian hambaNya terkadang berlaku di dunia, terkadang juga ditangguhkan dan berlaku di akhirat;
oleh karena itu hendaklah seorang muslim berhati-hati terhadap dirinya dan tidak menghina dosa dan maksiat sekecil apapun adanya manakala tidak melihat siksaannya di dunia

.   Renungan 

Muslim yang sebenarnya adalah orang yang mencintai orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Jadi, dia senantiasa melaksanakan hak-hak mereka, tidak menyakiti atau menzhalimi serta tidak semena-mena terhadap mereka baik secara fisik maupun maknawiny

                             Jakarta,12april 2014
                           
                                               
                            Saefudin abdoel akriem

Jumat, 11 April 2014

Wanita Yang Menghuni Neraka,Mereka Yang Mengingkari Pemberian Suami

BUKHARI – 293) : Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu Maryam berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ja’far berkata, telah mengabarkan kepadaku Zaid -yaitu Ibnu Aslam- dari ‘Iyadl bin ‘Abdullah dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada hari raya ‘Iedul Adlha atau Fitri keluar menuju tempat shalat, beliau melewati para wanita seraya bersabda:“Wahai para wanita! Hendaklah kalian bersedekahlah, sebab diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka.

”Kami bertanya, “Apa sebabnya wahai Rasulullah?”

beliau menjawab: “Kalian banyak melaknat dan banyak mengingkari pemberian suami. Dan aku tidak pernah melihat dari tulang laki-laki yang akalnya lebih cepat hilang dan lemah agamanya selain kalian.”

Kami bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apa tanda dari kurangnya akal dan lemahnya agama?”

Beliau menjawab: “Bukankah persaksian seorang wanita setengah dari persaksian laki-laki?”

Kami jawab, “Benar.”

Beliau berkata lagi: “Itulah kekurangan akalnya. Dan bukankah seorang wanita bila dia sedang haid dia tidak shalat dan puasa?”

Kami jawab, “Benar.”Beliau berkata: “Itulah kekurangan agamanya.”

Kamis, 10 April 2014

MANUSIA YANG PERTAMA KALI DIADILI PADA HARI QIYAMAT

Manusia yang Pertama Kali Diadili Pada Hari Qiyamat

Dari Abu Hurairah ra., diceritakan : Orang-orang berkelompok-kelompok dari Abu Hurairah, Natil penduduk Syam berkata padanya : "Wahai Tuan, ceritakanlah kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah saw. !". Ia berkata : "Ya, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya orang yang paling pertama diadili pada hari qiyamat adalah seseorang yang mati syahid, ia didatangkan dan ditanyakan ni'mat­-ni'matnya, lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : "Apakah yang kamu amalkan di dunia ? ". Ia menjawab : "Saya berperang sampai mati syahid". Dia berfirman : "Kamu berdusta, tetapi kamu berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan itu telah dikatakan". Kemudian ia diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sehingga ia dilemparkan kedalam neraka. Seorang yang memperlajari Ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur'an di­datangkan. Nikmat-nikmatnya, ditanyakan dan ia mengakuinya. Dia berfirman : "Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?". Ia menjawab : "Saya mempelajari Ilmu, mengajarkannya, dan saya membaca Qur'an karena-Mu". Dia berfirman : "Kamu berdusta, karena kamu mempelajari Ilmu agar dikatakan pandai dan kamu membaca Al Qur'an agar dikatakan sebagai qari', dan itu semua telah diucapkan". Kemudian diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sampai dicampakkan kedalam neraka. Dan seorang yang diberi kelapangan oleh Allah dan diberi berbagai macam seluruh harta didatangkan dan ditanyakan ni'mat-ni'matnya lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : "Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?". Ia menjawab : "Saya tidak meninggalkan jalan yang mana engkau senang untuk di infakkannya (harta) melainkan saya menginfakkannya karena-Mu". Dia berfirman : "Kamu berdusta, tetapi kamu kerjakan agar dikatakan sebagai dermawan, dan itu telah dikatakan". Ia diperintahkan, lalu ditarik wajahnya kemudian dilemparkan kedalam neraka". (Hadits ditakhrij oleh Muslim)

.Dari Abu Said ra., ia berkata : "Rasulullah saw bersabda : "Seseorang diantaramu janganlah menghina dirinya". Mereka berkata : "Wahai Rasulullah, bagaimanakah salah seorang dari pada kami menghinakan dirinya ?". Beliau bersabda : "Ia melihat urusan Allah yang didalamnya ada tempat untutk berpendapat, ia tidak berpendapat. Besok pada hari Qiyamat Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman kepadanya: "Apakah yang mencegah kamu untuk berpendapat begini dan begitu?". Ia menjawab : "Karena takut kepada manusia : "Dia berfirman : "Hanya Akulah yang berhak ditakuti". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah)

14 HADIST PERIHAL WANITA

14 Hadits Perihal Wanita

1. Wanita adalah belahan separo (yang sama) dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

2. Jihadnya kaum wanita ialah haji dan umroh. (HR. Ahmad).

3. Diperlihatkan kepadaku neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita karena kekufuran mereka. Para sahabat bertanya, "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Nabi Saw menjawab, "Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan (kebaikan). Apabila kamu berbuat ihsan kepada seorang dari mereka sepanjang umur lalu dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya dia akan berkata, "Kamu belum pernah berbuat baik kepadaku." (HR. Bukhari).

4. Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal (pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan benaknya dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya paling banyak kaum wanita. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin. (HR. Bukhari).

5. Apabila seorang dari kamu tertarik melihat seorang perempuan dan terkesan dalam hatinya, maka hendaklah menggauli isterinya sendiri karena hal itu akan meredam gejolak dan gangguan dalam dirinya. (HR. Muslim).

6. Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan perempuan (bukan mahram) karena yang ketiganya adalah syetan. (HR. Abu Dawud).

7. Barangsiapa berjabatan tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya maka dia dimurkai Allah Azza wajalla. (HR.Ibnu Baabawih).

8. Janganlah laki-laki berduaan dengan perempuan (lain) kecuali perempuan itu didampingi mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan (musafir) kecuali didampingi mahramnya. (HR. Muslim).

9. Rasulullah Saw melarang kami memasuki rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada di rumah (sedang ke luar atau bepergian). (HR. Ahmad).

10. Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau dia mahramnya. (HR. Muslim).

11. Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki) dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur. (HR. An-Nasaa'i).

12. Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim).

13. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat berseru: "Celaka laki-laki dari godaan wanita dan celaka wanita dari godaan laki-laki." (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim).

14. Wanita adalah alat perangkap (penjaring) setan. (HR. Asysyihaab). l

Rabu, 09 April 2014

PERDEBATAN SURGA DAN NERAKA

Perdebatan Sorga dan Neraka dan Pengaduan Nerak

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : "Berdebatlah sorga dan neraka. Neraka berkata : Saya diberi keutamaan dengan orang-orang yang sombong dan tukang paksa" Dan sorga berkata : "Kenapakah tidak masuk padaku kecuali orang-orang yang lemah dan orang bawahan ?" Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman kepada Sorga : "Kamu adalah rahmat Ku, denganmu Aku mengasihani orang yang Aku kehendaki dari hamba Ku". Lalu Tuhan berfirman kepada neraka : "Sesungguhnra kamu adalah adzabKu, denganmu Aku menyiksa orang yang Aku kehendaki dari hamba Ku", masing-masing dari keduanya itu sampai penuh. Adapun neraka tidak penuh sehingga Allah meletakkan kaki Nya, lalu neraka berkata : "Sudah, sudah, sudah, maka di sanalah neraka penuh, dan sebagiannya berkumpul kepada sebahagian yang lain. Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Besar tidak menzhalimi makhluqNya seorangpun. Adapun Sorga, maka sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi, menciptakan makluq untuknya (Sorga)". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : Sorga dan neraka bertengkar di hadapan Tuhan. Sorga berkata : "Wahai Tuhan, gerangan apakah vang masuk sorga hanya orang-orang yang lemah dan orang-orang bawahan ?" Neraka berkata : "Sava diutamakan dengan orang-orang yang sombong". Allah Yang Maha Tinggi berfirman kepada Sorga: "Kamu adalah rahmat Ku", dan berfirman kepada neraka : "Kamu adalah adzab Ku, denganmu Aku menimpakan orang yang Aku kehendaki, masing-masing dari kamu berdua sampai penuh", Rasulullah bersabda: "Adapun Sorga, maka sesungguhnya Allah tidak menzhalimi makhluq-Nya seorangpun, dan sesungguhnya Allah menciptakan neraka untuk orang yang dike­hendakiNya, kemudian mereka dilemparkan padanya (neraka), maka neraka berkata : "Masihkah ada tambahan ?" sampai tiga kali, sehingga Tuhan meletakkan kedua telapak kakinya di neraka, maka neraka itu penuh dan seba­hagiannya ditolakkan kepada sebahagian yang lain". Lalu neraka berkata : "Sudah, sudah, sudah". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Dari Anas bin Malik ra. dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda: "Jahannam senantiasa menjadi tempat pelem­paran, lalu dia berkata : "Apakah masih ada tambahan ?". Sehingga Tuhan Yang Maha Mulia meletakkan kedua telapak kaki-Nya, lalu sebahagiannya berkumpul dengan sebahagian yang lain dan neraka berkata : "Sudah, sudah; demi Kemulian Mu dan Kehormatan Mu". Di sorga senantiasa ada tambahan, sehingga Allah menciptakan Makhluk untuknya; lalu mereka ditempatkan oleh Allah sebagai tambahan penghuni Sorga. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Dari Anas ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Tetaplah di sorga sesuatu yang dikehendaki Allah untuk tetap, sehingga Allah menciptakan Makhluk dari yang dikehendakiNya untuk sorga itu". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Dari Abu Hurairah ra.., ia berkata : Rasulullah saw: bersabda : "Sorga dan neraka berdebat. Sorga berkata : "Orang-orang lemah dan miskin masuk kepadaku". Dan Neraka berkata : "Para pemaksa dan orang-orang yang sombong masuk kepadaku". Kemudian Allah berfirman : "Kamu adalah siksa-Ku, denganmu Aku menyiksa orang yang Aku kehendaki". Lalu Tuhan berfirman kepada sorga ; "Kamu adalah rahmatKu, denganmu Aku memberikan rahmat kepada orang yang Aku kehendaki". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi)

Selasa, 01 April 2014

KRITERIA LAKI LAKI YANG BAIK BUAT CALON SUAMI BAGI KAUM MUSLIMAH

Kriteria Laki-laki yang Tidak Layak Dijadikan
Suami Muslimah
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah,
amma ba’du,
Semua orang mendambakan hidup bahagia.
Terlebih setelah dia menikah. Karena perjalanan
panjang manusia, tidak lepas dari keterlibatan
keluarga di sekitarnya. Setiap lelaki ingin
mendapatkan istri yang baik, menurut
kriterianya. Demikian pula, setiap wanita ingin
mendapatkan suami yang baik menurut
kriterianya. Karena standar bahagia setiap
manusia, berbeda-beda. Mungkin anda akan
merasa terheran ketika melihat ada pasangan
suami istri, yang perbandingan wajahnya ’selisih
jauh’, ibarat langit dan bumi. Tapi bagi masing-
masing, itulah kebahagiaan.
Karena itu, sangat sulit jika kami harus
menyampaikan kriteria apa saja yang bisa
membuat wanita bahagia. Mengingat semacam
ini, kembali kepada selera. Hanya saja,
menimbang beberapa dalil yang kami pahami,
selain penampilan, ada 4 sifat baik lelaki yang
penting untuk diperhatikan:
1. Agamanya baik
Nampaknya menjadi harga mati untuk yang satu
ini. Agama dan sekaligus akhlak yang baik.
Karena agama Allah turunkan agama ini sebagai
acuan untuk bimbingan manusia. Dan dengan
akhlaknya yang baik, dia akan berusaha
mengamalkannya. Untuk itulah, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan para
wali, agar segera menerima pelamar putrinya,
yang baik agama dan akhlaknya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam berpesan,
ﺇِﺫَﺍ ﺧَﻄَﺐَ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻥَ ﺩِﻳﻨَﻪُ ﻭَﺧُﻠُﻘَﻪُ ﻓَﺰَﻭِّﺟُﻮﻩُ، ﺇِﻟَّﺎ ﺗَﻔْﻌَﻠُﻮﺍ ﺗَﻜُﻦْ ﻓِﺘْﻨَﺔٌ
ﻓِﻲ ﺍﻷَﺭْﺽِ، ﻭَﻓَﺴَﺎﺩٌ ﻋَﺮِﻳﺾٌ
Apabila ada orang yang kalian ridhai agama dan
akhlaknya, yang meminang putri kalian,
nikahkan dia. Jika tidak, akan terjadi fitnah di
muka bumi dan kerusakan yang besar. (HR.
Turmudzi 1084, Ibn Majah 1967, dan yang
lainnya. Hadis ini dinilai hasan oleh al-Albani).
2. Lugu dengan keluarga dan tidak keras
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memisalkan wanita seperti al-Qawarir
(gelas kaca). Fisiknya, dan hatinya lemah,
sangat mudah pecah. Kecuali jika disikapi
dengan hati-hati. Karena itu, tidak ada wanita
yang suka disikapi keras oleh siapapun, apalagi
suaminya. Maka sungguh malang ketika ada
wanita bersuami orang keras. Dia sudah lemah,
semakin diperparah dengan sikap suaminya
yang semakin melemahkannya.
Sebaliknya, keluarga yang berhias lemah
lembut, tidak suka teriak, tidak suka
mengumpat, apalagi keluar kata-kata binatang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengingatkan,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮِّﻓْﻖَ ﻟَﺎ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻓِﻲ ﺷَﻲْﺀٍ ﺇِﻟَّﺎ ﺯَﺍﻧَﻪُ، ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻨْﺰَﻉُ ﻣِﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﺇِﻟَّﺎ ﺷَﺎﻧَﻪُ
“Sesungguhnya kelembutan menyertai sesuatu
maka dia akan menghiasinya, dan tidaklah
kelembutan itu dicabut dari sesuatu, melainkan
akan semakin memperburuknya.” (HR. Muslim
2594, Abu Daud 2478, dan yang lainnya).
3. Berpenghasilan yang cukup
Ketika Fatimah bintu Qois ditalak 3 oleh
suaminya, dia menjalani masa iddah di rumah
Ibnu Ummi Maktum – seorang sahabat yang
buta –. Usai masa iddah, langsung ada dua
lelaki yang melamarnya. Yang pertama bernama
Muawiyah dan kedua Abu Jahm. Ketika beliau
meminta saran dari Nabishallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda,
ﺃَﻣَّﺎ ﺃَﺑُﻮ ﺟَﻬْﻢٍ، ﻓَﻠَﺎ ﻳَﻀَﻊُ ﻋَﺼَﺎﻩُ ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺗِﻘِﻪِ، ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﻣُﻌَﺎﻭِﻳَﺔُ ﻓَﺼُﻌْﻠُﻮﻙٌ ﻟَﺎ ﻣَﺎﻝَ
ﻟَﻪُ، ﺍﻧْﻜِﺤِﻲ ﺃُﺳَﺎﻣَﺔَ ﺑْﻦَ ﺯَﻳْﺪٍ
Untuk Abu Jahm, dia tidak meletakkan
tongkatnya dari pundaknya. Sedangkan
Muawiyah orang miskin, gak punya harta.
Menikahlah dengan Usamah bin Zaid. (HR.
Muslim 1480, Nasai 3245, dan yang lainnya).
Diantara makna: ’tidak meletakkan tongkatnya
dari pundaknya’ adalah ringan tangan dan suka
memukul.
Anda bisa perhatikan, pertimbangan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menyarankan
Fatimah agar tidak menikah dengan Abu Jahm,
karena masalah sifatnya yang keras. Sementara
pertimbangan beliau untuk menolak Muawiyah,
karena miskin, tidak berpenghasilan.
4. Tanggung jawab dan perhatian dengan
keluarga
Tanggung jawab dalam nafkah dan perhatian
dengan kesejahteraan keluarganya.
Bagian ini merupakan perwujudan dari perintah
Allah untuk semua suami,
ﻭَﻋَﺎﺷِﺮُﻭﻫُﻦَّ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ
”Pergaulilah istri-istrimu dengan cara yang baik.
”(QS. An-Nisa’: 19)
Beberapa suami terkadang tidak perhatian
dengan keluarganya. Penghasilannya banyak dia
habiskan untuk kebutuhan pribadi, sementara
kebutuhan rumah lebih banyak ditanggung oleh
istri. Lebih parah lagi, ketika terjadi perceraian,
beberapa suami sama sekali tidak mau
menafkahi anaknya. Sehingga yang menghidupi
anaknya adalah ibunya.
Memang ada mantan istri setelah perceraian,
namun tidak ada istilah mantan anak.
Kemudian, di sana ada beberapa sifat – selain
penampilan – yang harus dijauhi. Karena lelaki
yang memiliki sifat ini, tidak layak menjadi
suami seorang muslimah.
1. Aqidahnya rusak
Aqidah yang rusak, bisa menyebabkan
seseorang keluar dari islam. Karena kerusakan
aqidah, merupakan gerbang kekufuran.
Sementara Allah melarang wanita muslimah
menikah dengan lelaki musyrik atau kafir.
ﻭَﻟَﺎ ﺗُﻨْﻜِﺤُﻮﺍ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﺍ ﻭَﻟَﻌَﺒْﺪٌ ﻣُﺆْﻣِﻦٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﻣُﺸْﺮِﻙٍ ﻭَﻟَﻮْ
ﺃَﻋْﺠَﺒَﻜُﻢْ
Janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak
yang mukmin lebih baik dari orang musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. (QS. Al-Baqarah:
221)
Karena itu, perlu diwaspadai model lelaki yang
demen dengan klenik, tenaga dalam, amalan-
amalan pesugihan, pemikat orang, suka
berteman dengan paranormal, bercita-cita
mendapat karomah layaknya wali, atau merawat
jimat. Umumnya mereka sangat sulit
disembuhkan. Sekali percaya dengan dukun
gurunya, biasanya terikat untuk terus jadi budak
si dukun.
Beberapa istri sempat mengadukan keadaan
suaminya ke konsultasisyariah.com . Karena
sejak berteman dengan paranormal,
kebiasaannya menjadi aneh, dan suka
menjadikan istri sebagai objek percobaan.
Termasuk juga mereka yang memiliki
pemahaman menyimpang, seperti pengikut
Syiah, penganut wihdatul wujud, atau penganut
tarekat sesat lainnya. Tidak ada yang bisa
dipertahankan dari aqidah mereka.
2. Tidak pernah Shalat
Shalat merupakan ibadah paling penting dalam
islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallammenjadikan shalat sebagai batas antara
mukmin dan kafir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallambersabda,
ﺇِﻥَّ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙِ ﻭَﺍﻟْﻜُﻔْﺮِ ﺗَﺮْﻙَ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ
Sesungguhnya pembatas antara seseorang
dengan kesyirikan atau kekufuran adalah
meninggalkan shalat. (HR. Ahmad 15183,
Muslim 82, dan yang lainnya).
Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallamjuga menjadikan shalat sebagai perjanjian
besar umat islam. Dari Buraidah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻌَﻬْﺪَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑَﻴْﻨَﻨَﺎ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻬُﻢ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ، ﻓَﻤَﻦْ ﺗَﺮَﻛَﻬَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﻛَﻔَﺮَ
Perjanjian antara kami dan mereka adalah
shalat. Karena itu, siapa yang meninggalkannya
maka dia kafir. (HR. Ahmad 22937, Nasai 463,
Turmudzi 2621, dan dishahihkan al-Albani).
Karena alasan ini, para sahabat menghukumi
orang yang meninggalkan shalat, sebagimana
orang kafir. Seorang tabi’in, Abdullah bin Syaqiq
mengatakan,
ﻛَﺎﻥَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻟَﺎ ﻳَﺮَﻭْﻥَ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻷَﻋْﻤَﺎﻝِ
ﺗَﺮْﻛُﻪُ ﻛُﻔْﺮٌ ﻏَﻴْﺮَ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ
Dulu para sahabat, tidaklah mereka
menganggap ada satu ibadah yang apabila
ditinggalkan bisa menyebabkan kafir,
selainshalat. (HR. Turmudzi 2622, dan
dishahihkan al-Albani)
Orang tidak shalat, sejatinya sumber petaka di
rumah tangga. Karena itu, hindari kriteria calon
suami yang tidak shalat.
3. Tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenis
Allah ta’ala melarang orang baik-baik untuk
menikah dengan lelaki pezina atau wanita
pezina, hingga mereka bertaubat dari zinanya.
ﺍﻟﺰَّﺍﻧِﻲ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻜِﺢُ ﺇِﻟَّﺎ ﺯَﺍﻧِﻴَﺔً ﺃَﻭْ ﻣُﺸْﺮِﻛَﺔً ﻭَﺍﻟﺰَّﺍﻧِﻴَﺔُ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻜِﺤُﻬَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺯَﺍﻥٍ ﺃَﻭْ
ﻣُﺸْﺮِﻙٌ ﻭَﺣُﺮِّﻡَ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
”Laki-laki pezina tidak boleh menikah melainkan
dengan perempuan pezina, atau perempuan
yang musyrik; dan perempuan pezina tidak
boleh dikawini melainkan oleh laki-laki pezina
atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu
diharamkan atas oran-orang yang mukmin.”
(QS. An-Nur: 3)
Diantara hikmah larangan menikahi mereka
adalah agar istri tidak terkena imbas buruk dari
kebiasaan suami yang pernah berzina namun
belum taubat. Karena penyakit mudah suka
terhadap lawan jenis, bisa saja kambuh.
Terlebih jika dia pernah berhubungan di luar
nikah. Sehingga perbuatannnya ini memicunya
untuk selingkuh.
4. Berpenghasilan haram
Hidup serba kecukupan adalah dambaan setiap
wanita. Dengan segala fasilitas yang lengkap,
memudahkan dirinya untuk melakukan berbagai
aktivitasnya. Namun itu semua hanya standar
dunia. Standar yang hanya kembali pada
kebahagiaan lahiriyah, yang tentu saja itu bukan
segala-galanya. Konsekuensi menikah dengan
lelaki berpenghasilan haram, berarti siap untuk
makan harta haram hasil kerja suami. Rela
untuk berbahagia dengan yang haram.
Dari Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu,
Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻟَﺎ ﻳَﺮْﺑُﻮ ﻟَﺤْﻢٌ ﻧَﺒَﺖَ ﻣِﻦْ ﺳُﺤْﺖٍ ﺇِﻟَّﺎ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﺃَﻭْﻟَﻰ ﺑِﻪِ
“Tidak ada daging yang tumbuh dari as-suht,
kecuali neraka lebih layak baginya.” (HR.
Turmudzi 614 dan dishahihkan al-Albani).
Ibnu Rusyd mengatakan,
ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺘﻠﻒ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ – ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ – ﺃﻥ ﺍﻟﺒﻜﺮ ﺇﺫﺍ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﺍﻻﺏ ﻣﻦ ﺷﺎﺭﺏ
ﺍﻟﺨﻤﺮ، ﻭﺑﺎﻟﺠﻤﻠﺔ ﻣﻦ ﻓﺎﺳﻖ، ﺃﻥ ﻟﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﻤﻨﻊ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ، ﻭﻳﻨﻈﺮ
ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ، ﻓﻴﻔﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺇﺫﺍ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻣﻤﻦ ﻣﺎﻟﻪ ﺣﺮﺍﻡ، ﺃﻭ
ﻣﻤﻦ ﻫﻮ ﻛﺜﻴﺮ ﺍﻟﺤﻠﻒ ﺑﺎﻟﻄﻼﻕ
Ulama madzhab Malikiyah tidak berselisih
pendapat bahwa seorang gadis yang dinikahkan
ayahnya denagn lelaki peminum khamr atau
lelaki fasik secara umum, dia berhak untuk
menolak lamaran nikah, sementara hakim
menimbang masalah dan memisahkan
keduanya. Demikian pula jika dia dinikahkan
dengan orang yang hartanya haram atau lelaki
yang suka mengancam talak (Bidayatul
Mujtahid, Hal. 404).
Berfikir 1000 kali untuk memiliki calon suami
pegawai bank, berpenghasilan riba di luar bank,
atau bekerja membantu proyek yang haram,
pegawai perusahaan barang haram, dst. Halal
haram penghasilan orang tua, menentukan
keberlangsungan hidup anaknya.
5. Perokok berat
Selain merugikan kesehatan, merokok juga
dapat membuat sebagian besar wanita ill feel.
Ada beberapa alasan, mengapa mereka tidak
suka perokok,
Pertama, aroma tubuh seorang perokok tidak
sedap apalagi perokok berat. Bagi orang yang
tidak merokok, ngobrol bersama perokok adalah
sebuah siksaan batin. Dia dipaksa sabar untuk
menahan nafas bau mulutnya yang sangat tidak
sedap.Kedua, kebutuhan beli rokok, jelas
mengurangi kantong tabungan sang suami. Jika
kebutuhan rokok 10 ribu/bungkus/hari, dalam
satu bulan suami menghabiskan 300rb hanya
untuk menambah sesak paru-parunya.Ketiga,
ancaman bahaya bagi perokok pasif. Beberapa
kasus anak kecil yang meninggal karena dosa
ayahnya, ahli hisab rokok. Sebenarnya dia
sudah berupaya menghindari anaknya ketika
merokok. Tapi endapan nikotin di baju sang
ayah, tidak bisa dihindarkan dan tercium si
anak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah ingatkan,
agar kita selalu berusaha menghindari hal yang
membahayakan,
ﻟَﺎ ﺿَﺮَﺭَ ﻭَﻟَﺎ ﺿِﺮَﺍﺭَ
“Tidak boleh melakukan perbuatan yang
membuat mudharat bagi orang lain baik
permulaan ataupun balasan.” (HR. Ibnu Majah.
Hadis ini di shahihkan oleh Albani).
Allahu a’lam