Tempat iklan

Senin, 30 November 2015

10. KESALAHAN ISTRI KEPADA SUAMI

10 Kesalahan Istri Terhadap Suami

1. MENUNTUT KELUARGA YANG IDEAL DAN SEMPURNA

Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.
Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan.
Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan,dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.
Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya.

2. NUSYUS  (tidak taat pada suami)

Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami.
Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.

Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:

a . Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.

b. Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.y

c. Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah

d. Lalai dalam melayani suami

e. Mubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnya

f. Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya

g. Keluar rumah tanpa izin suami

h. Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.
Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya.
Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.

3. TIDAK MENYUKAI KELUARGA SUAMI.

Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya.
Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami.
Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayangsuami.
Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya.
Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.
Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah lembaga pernikahan, namun juga ‘pernikahan antar keluarga’. Kedua orang tua suami adalah orang tua istri, keluarga suami adalah keluarga istri, demikian sebaliknya.
Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan salah satu keharmonisan keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika istrinya mampu memposisikan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.

4. TIDAK MENJAGA PENAMPILAN

Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah.
Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.

5. KURANG BERTERIMA KASIH

Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apayang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan.
Sifat qona’ah dan ridho terhadap apayang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.
Seorang istri yang shalihah tentunya mampu memahami keterbatasan kemampuan suami .Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami.
Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikaruniakanAllah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”

6. MENGINGKARI KEBAIKAN SUAMI

“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.”Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari
Ajaib !! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka.
Bagaimana ini terjadi?
“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi.
Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya.
Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka.
Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?
Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah.
Itulah yang kita harapkan.
Berita gembira untukmu wahai saudariku.
Namun jika tidak,
kita (sering) mengingkari suami,
mengingkari kebaikan-kebaikannya, 
maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Bertobat, 
satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka.
Selama matahari belum terbit dari barat,
atau nafas telah ada di kerongkongan, 
masih ada waktu untuk bertobat.
Tapi mengapa mesti nanti?
Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?
Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku;
kejarlah ajalmu, 
bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata):

“Jangan engkau menyakitinya,kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menujukami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)

Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita lakukan selama ini ,
jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi diri, 
jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa kita kepada neraka,
yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.Jika suatu saat,
muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami;
janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan.

“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)

7. MENGUNGKIT - UNGKIT KEBAIKAN

Setiap orang tentunya memiliki kebaikan,
tak terkecuali seorang istri.
Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]

Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.
”Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.
” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?
” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual.
” [HR. Muslim]

8. SIBUK DI LUAR RUMAH

Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.Ketika suami pulang dari mencari nafkah,ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika ini terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.

9. CEMBURU BUTA

Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasacuriga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri lain ketimbang dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji.
Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.Jika kecurigaan istri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah merasa nyaman ketika ada di rumah. Bahkan, tidak menutupkemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri kepada dirinya.

10. KURANG MENJAGA PERASAAN SUAMI

Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan.
Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan.
Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.

Demikian beberapa kesalahan-kesalahan istri yang terkadang dilakukan kepada suami yang seyogyanya kita hindari agar suami semakin sayang pada setiap istri. Semoga keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.amin…Semoga bermanfaat.

dikutip dari " KELUARGA ISLAMI "

Selasa, 24 November 2015

ISTRI YANG DIANGGAP DURHAKA KEPADA SUAMI

Keluarga Islami

Istri Yang Dianggap Durhaka Kepada Suami

24/11/2015

- Artikel KeluargaBerikut ini beberapa hal yang dapat menyebabkan seorang istri termasuk ke dalam golongan istri durhaka kepada suaminya.

1.Apabila dipanggil oleh suaminya ia tidak datang. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
“Apabila suami memanggil isterinya ke tempat tidur ia tidak datang niscaya malaikat melaknat isteri itu sampai Subuh.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

2.Membantah suruhan atau perintah suami. Sabda Rasulullah SAW:
"‘Siapa saja yang tidak berbakti kepada suaminya maka ia mendapat laknat dan Allah dan malaikat serta semua manusia.”

3.Bermuka masam terhadap suami. Sabda Rasulullah SAW:
“Siapa saja perempuan yang bermuka masam di hadapan suaminya berarti ia dalam kemurkaan Allah sampai ia senyum kepada suaminya atau ia meminta keredhaannya.”

4.Jahat lidah atau mulut pada suami. Sabda Rasulullah SAW:
“Dan ada empat golongan wanita yang akan dimasukkan ke dalam Neraka (diantaranya) ialah wanita yang kotor atau jahat lidahnya terhadap suaminya.”

5.Membebankan suami dengan permintaan yang diluar kemampuannya.Keluar rumah tanpa izin suaminya. Sabda Rasulullah SAW:
“Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa ijin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya.”(Riwayat Al Khatib)

6.Berhias ketika suaminya tidak disampingnya. Maksud firman Allah:
“Janganlah mereka (perempuan-perempuan) menampakkan perhiasannya melainkan untuk suaminya.” (An Nur 31)

7.Menghina pengorbanan suaminya. Maksud Hadis Rasulullah SAW:
“Allah tidak akan memandang (benci) siapa saja perempuan yang tidak berterima kasih di atas pengorbanan suaminya sedangkan dia masih memerlukan suaminya.”

8.Mengijinkan masuk orang yang tidak diijinkan suaminya ke rumahmaksud Hadis:
“Jangan ijinkan masuk ke rumahnya melainkan yang diijinkan suaminya.” (Riwayat Tarmizi)

9.Tidak mau menerima petunjuk/arahan suaminya.Maksud Hadis:
“Isteri yang durhaka hukumnya berdosa dan dapat gugur nafkahnya ketika itu. Jika ia tidak segera bertaubat dan meminta ampun dari suaminya, Nerakalah tempatnya di Akhirat kelak. Apa yang isteri buat untuk suami adalah semata-mata untuk mendapat keredhaan Allah SWT”

Dikutip dari keluarga besar islami...

Selasa, 17 November 2015

HINDARI 10 KALIMAT KETIKA ANDA SEDANG MARAHAN DENGAN PASANGAN ANDA

Lagi Marahan, Jangan Lontarkan 10 Kalimat Ini

— Jangan ambil keputusan saat emosi, saran itu ternyata ada benarnya. Ada yang menyayangkan sebuah hubungan yang sudah berlangsung bertahun-tahun berakhir hanya karena satu kalimat saja sewaktu menghadapi masalah yang kecil. Maka bila Anda sedang kesal dengan pasangan, hindari 10 kalimat berikut ini.

1. "Saya ingin pisah." 

Dalam emosi tingkat tinggi, kalimat ini bisa saja dengan mudah keluar. Seolah bayangan-bayangan kenangan masa indah sebelumnya tidak lagi berarti. Judi Cineas, salah seorang terapis di Palm Beach, Florida, AS, sering menganjurkan kliennya untuk benar-benar mengontrol emosi, dan kalau memang ingin mengungkapkan kalimat ini, Anda harus benar-benar sudah siap untuk berpisah. Menjadi penting mengatur emosi supaya tidak salah argumen.

2. "Saya tidak marah." 

Kebalikan dengan emosi yang tinggi, ada sebagian orang yang justru memilih diam dan mengatakan tidak sedang marah, tetapi melampiaskannya dengan membanting pintu dengan keras. Ini juga membuat keadaan tidak menjadi lebih baik. Membanting pintu dan mendiamkan diri tidak menyelesaikan konflik yang dihadapi.Lisa Bahar, terapis di Newport Beach, California, AS, mengatakan saat ada yang salah, ada baiknya menyampaikan dengan lugas. Bukan berarti marah tanpa alasan, dan membanting pintu atau kekerasan lainnya.

3. "Kamu sama saja dengan ayahmu." 

Duh, jangan sampai mengatakan hal ini pada pasangan. Ini amat menyakitkan buat dia, dan justru menambah daftar masalah baru. Pria sama sekali tidak mau dibandingkan dengan orang lain, termasuk ayahnya.

4. "Kamu seperti pengecut atau bajingan." 

Saat emosi bukan berarti bisa memberi sumpah serapah yang merendahkan satu sama lain. Menyebutnya dengan sebutan lain, apalagi berkonotasi negatif, akan membuat situasi menjadi lebih runyam. Ada baiknya mencoba untuk tenang dan ambillah waktu sejenak, lalu kembali kepadanya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

5. "Lihat, anak kita juga ikut sedih."

Misalkan saat pertengkaran terjadi, lalu anak menangis, jangan mengatakan hal ini karena tidak ada sangkut pautnya. Kenapa tidak kemudian sama-sama diam dan mengontrol diri, lalu menyelesaikan masalah nanti setelah si bayi kecil tak lagi menangis. Siapa tahu justru ini bisa membuat emosi reda dan kembali membaik.

6. "Kamu mengulang kesalahan yang sama."

Ketika maaf diberikan pada kesempatan terdahulu, itu bukan berarti dia tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Ada baiknya tidak mengungkit lagi. Bisa jadi si dia melakukan itu tanpa sengaja, dan karena dia tidak tahu betapa kerasnya Anda meredam perasaan Anda akan masalah yang ia timbulkan. Beri dia kesempatan.

7. "Kamu selalu terlambat."

Misalkan si dia mengulangi terlambat hadir dalam janji makan malam, jangan pula sampaikan kalimat ini. Hanya akan memancing masalah menjadi lebih runyam dan rumit. Lebih baik sampaikan bahwa Anda benar-benar tidak suka menunggu, dan bahas dengan lugas supaya lain kali tidak ada lagi keterlambatan di janji-janji berikutnya.

8. "Kenapa kamu marah?"

Ketika si dia pulang dalam keadaan bad mood atau tidak bersemangat, jangan buru-buru bilang dia marah. Siapa tahu dia hanya mengalami hari yang buruk atau tim sepak bola kesayangannya mengalami kekalahan. Kutipan yang tanpa Anda sadari ini bisa saja malah memancing pertengkaran dengannya.

9. "Kamu harus bicara dengan saya, sekarang."

Kalimat ini seperti sebuah perintah yang tidak ingin didengar siapa pun, termasuk pasangan Anda. Kalaupun misalnya Anda sedang berusaha menghubungi si dia, lalu dia tak menjawab, bukan berarti dia mengabaikan Anda. Siapa tahu dia sedang dalam pertemuan penting. Jangan marah lewat pesan pendek atau surat elektronik. Saat terjadi masalah ada baiknya dibicarakan dengan baik, saat tatap muka.

10. "Semua ini salahmu." 

Misalkan karena keterlambatan si dia, lalu tidak tepat waktu untuk masuk pesawat dalam sebuah perjalanan, jangan buru-buru menyalahkan dia sepenuhnya. Daripada saling menyalahkan, lebih baik memahami situasi dan melihat bahwa tak ada masalah yang bisa diselesaikan. Saling menyalahkan tidak menyelesaikan masalah, malah akan bikin lebih runyam.